Bagaimana caranya untuk dapat memperbesar visi kita?
1. Tingkatkan pengharapan
Apa yang keluar dari mulut kita tentunya sudah ter-set up dalam pikiran. Dan hal itu mengandung power yang bisa mengubah lingkungan hidup kita. Tentunya hal ini akan mengarahkan kita kepada Iman. Seperti tertulis dalam "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."( Ibrani 11:1)
Pengharapan = Expectancy.
Tuhan akan menemui kita pada tingkat expectancy kita juga! Karena perkataan Yesus adalah, "Jadilah seperti yang engkau imani / According to your faith...be it done to you!" (Matius 9:29).
2. Tuhan memiliki banyak persediaan
Mungkin ini agak berbeda dengan kalimat perintah dalam langkah pertama. Tetapi maksud dari poin ini ialah, "Jangan pernah kita membatasi Tuhan." Jika kita ingin memperbesar visi kita untuk mencapai kehidupan yang lebih berpotensi, jangan sampai melupakan bahwa Tuhan sebagai Allah pencipta langit dan bumi beserta segala isinya adalah pribadi yang dapat diandalkan untuk mewujudkan segala impian kita.
3. Patahkan belenggu masa lalu
Jika kita terus melihat ke belakang yang cenderung dipenuhi dengan kegagalan, kesalahan, masalah dan hal-hal lain yang tidak dapat mendukung keberhasilan hidup, maka sangat mungkin untuk kita tidak bisa mencapai potensi hidup yang baik. Masa lalu itu bagaikan belenggu yang membuat kita terbatas untuk berpikiran besar. Ia menarik kita selalu mundur dan tidak bergerak.
Karena itu, sebagai orang yang ingin mengalami kemenangan hidup, bersiaplah untuk mulai melakukan perubahan dalam pikiran bahwa, "masa lalu tidak berhak atas hidup saya yang akan saya jalani sekarang ini."
4. Hiduplah dalam kasih karunia
Perkara ini sangat menakjubkan jika kita bisa menyelaminya lebih dalam lagi. Raja Daud, sebagai seorang yang luar biasa dalam hal progresif dalam hidupnya. Di mana dia diangkat dari seorang gembala domba menjadi seorang nomor satu di bangsa yang besar, Israel. Bahkan kepribadian Daud adalah satu-satunya hamba Tuhan yang mendapatkan pujian langsung dari Allah bahwa, "ia adalah orang yang berkenan di hatiKu." Luar biasa bukan? Allah yang maha kuasa menyenangi kehidupannya. Tapi adakah hidupnya perfect? Cobalah lihat skandal seksualnya dengan Betsyeba, yang diakhiri dengan pembunuhan keji atas suami pasangan selingkuhnya. Sebenarnya banyak juga kesalahanya, tetapi dia tidak fokus kepada masalah, pikirannya selalu di set up untuk memikirkan betapa besar kasih karunia Allah yang melingkupi kehidupannya.
"Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."( Mazmur 23:6)